Minggu, 13 Januari 2013

Tradisi Fangshen di Banyumas


Pelepasan binatang yang mewakili tiga alam, yakni darat, air dan udara menjadi tradisi bagi masyarakt tionghoa sejak ribuan tahun lalu. Tradisi itu disebut Fangshen, yakni pelepasan makhluk hidup demi tercapainya kebahagiaan makhluk tersebut. Pada sembahyang Fangshen di tempat ibadah Tri Dharma, Boen Tek Bio Banyumas, Minggu (13/1) siang, ratusan binatang seperti burung pipit dan burung dara, kelinci, ikan lele dan kura-kura yang dibeli oleh jemaat, dilepaskan lagi secara bersamaan dengan tujuan untuk menebarkan cinta kasih (metta) kepada sesama makhluk hidup.

Karena menurut Sobita Nanda, Humas Boen Tek Bio, dengan membuat makhluk lain bahagia maka kita akan merasakan juga kebahagiaan itu. Sebelum dilepaskan, ratusan hewan yang mewakili tiga alam itu dimasukkan ke dalam beberapa kandang lalu diperciki dengan air suci. Kemudian umat Tridharma menggelar sembahyang di hadapan altar Thian dan para suci di Aula Serbaguna, supaya doa dan harapan mereka dapat dikabulkan. "Tradisi Fangshen ini sudah mulai dilakukan sejak 20 tahun terakhir di Boen Tek Bio Banyumas. Tahun ini, sembahyang fangshen diikuti lebih dari 50 umat dari Banyumas dan ada pula yang sengaja datang dari luar pulau," ujar Sobita, Minggu (13/1).

Dalam pelaksanaan Fangshen kali ini, ratusan burung pipit dan burung dara dilepaskan di halaman kelenteng. Sementara puluhan Kura-kura dan ikan lele, dilepas di Sungai Serayu. Sementara kelinci, dilepas di Bumi Perkemahan Kendalisada, Kalibagor Banyumas. "Hewan-hewan yang tadi dilepas itu harapannya akan menjadi pembuka jalan hidup di ketiga alam, yakni air, darat dan udara. Pelepasan burung untuk terbang bebas di alam lagi menjadi perlambang kebebasan. Sementara dengan melepaskan ikan lele dan kura-kura, kita berharap mendapat kekuatan hidup dan umur yang panjang. Sedangkan pelepasan Kelinci sebagai perlambang kemakmuran," kata Sobita.

Di daratan Tiongkok, menurut Sobita tradisi Fangshen ini sudah menjadi tradisi sejak ribuan tahun. Sementara di Kelenteng Boen Tek Bio, terjadi sedikit perbedaan karena akulturasi dengan budaya kejawen yang berkembang di tanah Jawa. Sebetulnya di begeri asalnya pelaksaaan Fangshen hanya ditandai dengan melepasa satu jenis hewan saja. Sementara di Boen Tek Bio, ada tiga jenis hewan yang dilepas untuk mewakili tiga unsur alam. "Umat berharap amal ibadahnya akan lebih dapat didengar oleh Thian (Tuhan Yang Maha Esa, Red) dan para suci. Sehingga permohonan ini dapat lebih cepat dikabulkan," ujarnya.

Melalui Fangshen ini, doa yang dibarengi dengan kebajikan dengan pembebasan hewan ini, segala keinginan yang dimohonkan pada-Nya akan segera terkabulkan. "Dalam Fangshen kali ini, kita memohonkan supaya semua umat lintas agama di banyumas menjadi lebih guyub rukun," kata Sobita yang sangat bersyukur, meski masih dalam suasana prihatin setelah tertimpa bencana kebakaran beberapa waktu lalu, Fangshen kali ini tetap ramai yang berkeinginan berbagi kasih dan kebajikan dengan saudara-saudara seiman di Boen Tek Bio Banyumas.

0 komentar:

Posting Komentar