![]() |
Menjadi tua itu pasti |
Menjadi tua bukan berarti tak bisa bahagia. Demikian pernyataan singkat yang diungkapkan Yulianto, Ketua Paguyuban Senja Indah (PSI) Purwokerto saat arisan rutin perkumpulan ratusan para manula Purwokerto, di Furama, Minggu (13/1) malam.
Diakui Yulianto, menjadi tua, tak mampu berbuat apa-apa dan tak berguna, menjadi ketakutan bagi sebagian besar orang. Memasuki usia senjad bisa menjadi begitu menakutkan. Meskipun tak seorang pun mampu menghindari usia yang terus bertambah diikuti kemampuan fisik yang menurun drastis ini.
Dalam arisan PSI Purwokerto bersamaan dengan perayaan hari ulang tahun (HUT) ke-21 paguyuban yang sudah ada sejak 1 Januari 1992 ini, terpancar kehangatan dalam kebersamaan diantara anggota perkumpulan yang beraggotakan 140 an orang itu. Semangat yang tinggi begitu terlihat, meski tidak sedikit pula yang terpaksa harus berhenti hingga empat kali karena kelelahan akibat usianya ketika menaiki tangga menuju Hall tempat perayaan HUT itu. Selain arisan rutin bulanan dan perayaan HUT paguyuban, menurut Yulianto, PSI juga akan berikan penghargaan kepada perwakilan keluarga sesepuh paguyuban yang sudah lebih dulu dipanggil sang pencipta. "Kita berikan penghargaan kepada perwakilan keluarga Teguh Lukito, Seri Dentasari Singgih, Elisabeth Tan Lian Tje yang telah memrakarsai terbentuknya paguyuban ini," kata Yulianto.
Berkat gagasan ketiganya waktu itu membentuk sebuah wadah bagi rekan-rekannya yang berusia senja atau pensiunan supaya dapat berkumpul secara rutin menggalang persaudaraan, persahabatan serta guyub rukun, menurut Yulianto benar-benar briliant. Ini sesuai sekali dengan apa yang disarankan seorang psiokolog Universitas Indonesia, Wahyu Indianti. Berdasarkan sumber itu, Yulianto mengetahui bahwa secara psikologis kaum manula memang disarankan bergabung atau membentuk komunitas yang beranggotakan orang-orang sebaya. Karena dengan begitu, orang-orang berusia diatas setengah abad ini menjadi berkegiatan positif, menambah teman, dan jadi ajang sosialisasi dengan orang seusianya.
Menurut Yulianto, berdasarkan pengalaman beberapa rekannya, seorang pensiunan atau berusia senja, harus menyadari bahwa dirinya tidak bisa selamanya berharap perhatian dari anak-anaknya. Sebab anak-anak mereka mempunyai kehidupan dan kesibukan sendiri dalam hidupnya. "Kalau orang-orang seperti kita ini kesibukannya sekarang kami sebut 'Ternak Ricu' yakni Anter anak, istri dan cucu. Demikianlah problematika yang dihadapi di usia senja," kata Yulianto.
Memunyai ratusan teman sebaya, membuat masa tua menjadi sesuatu yang tidak perlu dikhawatirkan untuk dilalui. "Saya dan teman-teman di PSI selalu berusaha menjalani usia senja yang enjoy dengan beragam kegiatan yang sesuai dengan usia dan kemampuan kami," kata Lisa Tjaturwiyati, Sekretaris PSI Purwokerto.
Menurut Lisa yang sudah enam tahun terakhir aktif dalam berbagai kegiatan PSI Purwokerto ini, setiap agenda yang dirancang bagi anggota PSI selalu menarik dan menyenangkan. Selain bertemu teman, seringkali menjadi ajang share pengalaman dan berkonsultasi seputar kesehatan. Kebetulan, menurutnya ada beberapa anggota yang berprofesi sebagai dokter gigi, dokter umum aktif maupun pensiunan. "Anggota kita yang tertua ada yang kelahiran 1931 dan masih sangat enerjik dalam berbagai kegiatan. Untuk bisa bergabung, minimal berusia 50 tahun," ujar Lisa
Sebagai perempuan yang sudah berusia senja, Lisa hanya berpesan kepada siapapun yang akan segera memasuki paruh abad dalam hidupnya. Tetaplah bersyuku bahwa kita masih diberi usia menjalani hidup. Jangan takut menjadi tua, karena itu sesuatu yang pasti. "Dengan kegiatan kumpul-kumpul arisan yang diselipi hiburan dan senang-senang begini, kadang-kadang kita lupa usia. Tetapi kita selalu menjadi lebih bersyukur atas nikmat dari Tuhan, karena setiap pertemuan arisan kita selalu umumkan perayaan hari ulang tahun anggota maupun hari ulang tahun perkawinannya," kata Lisa.
Dalam arisan PSI Purwokerto bersamaan dengan perayaan hari ulang tahun (HUT) ke-21 paguyuban yang sudah ada sejak 1 Januari 1992 ini, terpancar kehangatan dalam kebersamaan diantara anggota perkumpulan yang beraggotakan 140 an orang itu. Semangat yang tinggi begitu terlihat, meski tidak sedikit pula yang terpaksa harus berhenti hingga empat kali karena kelelahan akibat usianya ketika menaiki tangga menuju Hall tempat perayaan HUT itu. Selain arisan rutin bulanan dan perayaan HUT paguyuban, menurut Yulianto, PSI juga akan berikan penghargaan kepada perwakilan keluarga sesepuh paguyuban yang sudah lebih dulu dipanggil sang pencipta. "Kita berikan penghargaan kepada perwakilan keluarga Teguh Lukito, Seri Dentasari Singgih, Elisabeth Tan Lian Tje yang telah memrakarsai terbentuknya paguyuban ini," kata Yulianto.
Berkat gagasan ketiganya waktu itu membentuk sebuah wadah bagi rekan-rekannya yang berusia senja atau pensiunan supaya dapat berkumpul secara rutin menggalang persaudaraan, persahabatan serta guyub rukun, menurut Yulianto benar-benar briliant. Ini sesuai sekali dengan apa yang disarankan seorang psiokolog Universitas Indonesia, Wahyu Indianti. Berdasarkan sumber itu, Yulianto mengetahui bahwa secara psikologis kaum manula memang disarankan bergabung atau membentuk komunitas yang beranggotakan orang-orang sebaya. Karena dengan begitu, orang-orang berusia diatas setengah abad ini menjadi berkegiatan positif, menambah teman, dan jadi ajang sosialisasi dengan orang seusianya.
Menurut Yulianto, berdasarkan pengalaman beberapa rekannya, seorang pensiunan atau berusia senja, harus menyadari bahwa dirinya tidak bisa selamanya berharap perhatian dari anak-anaknya. Sebab anak-anak mereka mempunyai kehidupan dan kesibukan sendiri dalam hidupnya. "Kalau orang-orang seperti kita ini kesibukannya sekarang kami sebut 'Ternak Ricu' yakni Anter anak, istri dan cucu. Demikianlah problematika yang dihadapi di usia senja," kata Yulianto.
Memunyai ratusan teman sebaya, membuat masa tua menjadi sesuatu yang tidak perlu dikhawatirkan untuk dilalui. "Saya dan teman-teman di PSI selalu berusaha menjalani usia senja yang enjoy dengan beragam kegiatan yang sesuai dengan usia dan kemampuan kami," kata Lisa Tjaturwiyati, Sekretaris PSI Purwokerto.
Menurut Lisa yang sudah enam tahun terakhir aktif dalam berbagai kegiatan PSI Purwokerto ini, setiap agenda yang dirancang bagi anggota PSI selalu menarik dan menyenangkan. Selain bertemu teman, seringkali menjadi ajang share pengalaman dan berkonsultasi seputar kesehatan. Kebetulan, menurutnya ada beberapa anggota yang berprofesi sebagai dokter gigi, dokter umum aktif maupun pensiunan. "Anggota kita yang tertua ada yang kelahiran 1931 dan masih sangat enerjik dalam berbagai kegiatan. Untuk bisa bergabung, minimal berusia 50 tahun," ujar Lisa
Sebagai perempuan yang sudah berusia senja, Lisa hanya berpesan kepada siapapun yang akan segera memasuki paruh abad dalam hidupnya. Tetaplah bersyuku bahwa kita masih diberi usia menjalani hidup. Jangan takut menjadi tua, karena itu sesuatu yang pasti. "Dengan kegiatan kumpul-kumpul arisan yang diselipi hiburan dan senang-senang begini, kadang-kadang kita lupa usia. Tetapi kita selalu menjadi lebih bersyukur atas nikmat dari Tuhan, karena setiap pertemuan arisan kita selalu umumkan perayaan hari ulang tahun anggota maupun hari ulang tahun perkawinannya," kata Lisa.
0 komentar:
Posting Komentar